Ada 2 modus dari 'black campaign' ( kampanye hitam ). Pertama, mencari cari
kesalahan, kekurangan, keburukan dan kejelekan seseorang dengan berbagai cara.
Kedua, menggunjing serta menyebarluaskan kejelekan dan keburukan orang itu
dengan tujuan menjatuhkan kehormatan dan harga dirinya agar kita membenci dan
menjauhi orang tersebut. Modus yang kedua ini lazim dikenal dengan nama 'gibah'
Agama melarang kedua modus 'black campaign' ini dan menyamakan perbuatan ini dengan memakan daging mayat manusia.
Tuhan berfirman : 'Hai orang orang yang memiliki iman di dalam hatinya...... janganlah kalian mencari-cari keburukan saudara kalian dan melakukan gibah atas dirinya. Apa kalian mau memakan daging saudaramu yang sudah mati ?........'.
Nabi mengatakan bahwa dosa melakukan gibah itu bahkan lebih besar dari perbuatan zinah. Tidak jadi soal apakah gibah itu dilakukan dari mulut ke mulut atau melalui media massa atau juga lewat media sosial.
Sahabat sahabat Nabi itu pernah bertanya, 'Bagaimana jika kejelekan dan keburukan yang digunjingkan dan disebarluaskan itu memang benar benar ada di dalam diri orang tersebut ?'. Nabi menjawab, 'ltulah gibah !'.
'Lalu, bagaimana jika kejelekan dan keburukan itu ternyata tidak ada di dalam diri orang tersebut ?'.
'Itu namanya dusta', ujar Nabi.
Agama melarang kedua modus 'black campaign' ini dan menyamakan perbuatan ini dengan memakan daging mayat manusia.
Tuhan berfirman : 'Hai orang orang yang memiliki iman di dalam hatinya...... janganlah kalian mencari-cari keburukan saudara kalian dan melakukan gibah atas dirinya. Apa kalian mau memakan daging saudaramu yang sudah mati ?........'.
Nabi mengatakan bahwa dosa melakukan gibah itu bahkan lebih besar dari perbuatan zinah. Tidak jadi soal apakah gibah itu dilakukan dari mulut ke mulut atau melalui media massa atau juga lewat media sosial.
Sahabat sahabat Nabi itu pernah bertanya, 'Bagaimana jika kejelekan dan keburukan yang digunjingkan dan disebarluaskan itu memang benar benar ada di dalam diri orang tersebut ?'. Nabi menjawab, 'ltulah gibah !'.
'Lalu, bagaimana jika kejelekan dan keburukan itu ternyata tidak ada di dalam diri orang tersebut ?'.
'Itu namanya dusta', ujar Nabi.
Apalagi kalau kedustaan yang dipublikasikannya
itu itu hanya didasarkan kepada analisa analisa subjektif maupun sumber sumber
informasi dari orang lain yang memang sudah antipati dan cenderung memojokkan
orang tersebut.
Maka, berhati hatilah terhadap 'black campaign' !.
Maka, berhati hatilah terhadap 'black campaign' !.