Selasa, 17 Juni 2014

POKOKNYA KAMBING WALAUPUN TERBANG


Syahdan, ada dua orang musafir sedang berjalan mengarungi hamparan padang pasir. Nun di kejauhan batas cakrawala, mereka melihat sebuah titik berwarna hitam.

Musafir yang satu berkata, 'Itu pasti seekor burung'. Temannya membantah, 'Bukan. Itu bukan burung, tetapi kambing'.
Keduanya berdebat sengit dan 'panas' sambil terus berjalan mendekati titik hitam itu.

Dan, ternyata......titik hitam itu memang seekor burung yang sedang hinggap di bebatuan. Burung itu segera terbang tatkala kedua orang itu tiba disitu.

Musafir pertama berkata, 'Betul kan aku bilang...?, itu burung !.

'Nggak....nggak !', jawab temannya dengan suara keras dan marah, 'Tetap saja kambing walaupun terbang"... !!'.

Frasa 'kambing walaupun terbang' - atau dalam peribahasa Arab disebut dengan  عنزة وإن طارت ,'anjah wain thoorot - dinisbatkan kepada  orang orang yang tetap ngotot ( 'keukeuh' ) mempertahankan pendapatnya dan tidak mau mengakui kebenaran orang lain.....walaupun setumpuk fakta, data dan dalil sudah dionggokkan di depan hidungnya.

Apa yang menyebabkan kita menjadi orang orang yang 'anjah wain thoroot' ?. Diantaranya ialah..... kebencian!.

Allah SWT  berfirman : 'Janganlah kebencian kalian kepada suatu kaum, membuat kalian tidak bisa berlaku adil'.

Adil berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya yang benar. Sebutlah, bersikap objektif dan jernih dalam melihat dan menilai sesuatu.

TIDUR' DENGAN 'AKI AKI' KATARAK

Beberapa hari sesudah operasi katarak, si pasien seorang bapak berusia hampir 70 tahun, datang untuk 'curhat' ke dokter mata yang mengoperasi matanya.
'Terima kasih, dok', katanya, 'Berkat dokter, saya sudah dapat melihat kembali. Saya bahagia sekali karena dapat menikmati kembali terangnya dunia ini setelah hidup dalam kegelapan selama bertahun tahun'.
'Saya juga turut merasa bahagia, pak', jawab si dokter.