Kamis, 14 November 2013

DUKA ASYURO

10 Muharram ( 14 November 2013 ) ,1400-an tahun yang silam, cucunda Nabi saw, Husein as dibantai di padang karbala Irak. Tubuhnya dicincang dengan tusukan pedang dan anak panah dan remuk karena dinjak injak ribuan  kaki kuda. Kepalanya dipenggal, kemudian ditancapkan di ujung tombak dan diarak ribuan kilometer oleh orang orang yang mengaku beragama dan berTuhan. Lalu, dihidangkan di atas nampan ke hadapan para penguasa 'muslim' pada waktu itu.

Peristiwa terbunuhnya Al Husein ini telah disampaikan oleh malaikat jibril kepada Nabi SAW yang kemudian mengabarkannya kepada para sahabatnya. Setiap mengenang peristiwa itu, Nabi selalu bersedih, berduka serta selalu menangis dan mencucurkan air matanya. 
Motinggo Busye, penulis novel Indonesia terkenal, mengatakan : "Peristiwa syahidnya Imam Husein bukan saja tragis, tetapi juga sangat ironis karena terjadi hanya beberapa tahun dari wafatnya kakek beliau, Muhammad saw. Belum pernah terjadi di masa jahiliyah, adanya pembunuhan yang lebih keji dan lebih sadis daripada peristiwa pembantaian Imam Husein dan keluarganya di Karbala"......Dan,lebih dari itu adalah, kemana para sahabat Nabi yang masih hidup, kemana para tabi'in yang hidup pada masa itu ?'

Sayangnya, peristiwa besar dan tragis pada tanggal 10 Muharram yang disebut dengan Asyuro dan yang dicatat oleh para ahli sejarah dan para ahli hadist ini hampir tidak diketahui oleh sebagian besar umat Islam sehingga mereka tidak pernah mengenang dan memperingatinya. Malah ada kecenderungan untuk menutup nutupi dan melupakan peristiwa ini.
Jika sebagian dari kaum muslimin selalu melakukan puasa Asyuro pada tanggal 10 Muharram , sudahkah mereka mengenang, berduka dan merasa bersedih atas wafatnya Husein as pada tanggal 10 Muharram tersebut seperti yang dicontohkan dan disunnahkan oleh Nabi  Muhammad SAW ?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar