Minggu, 11 Mei 2014

TUMOR MATA

Untuk bisa berkonsultasi dengan dokter Tulus di klinik mata miliknya, pasien harus mengantre dan membuat perjanjian terlebih dahulu. Maklumlah pasiennya begitu banyak dan kebetulan pula dia satu satunya dokter mata yang berpraktek di kota itu.

Suatu hari, resepsionis di klinik mata dokter Tulus mendapatkan panggilan telefon dari seorang pasien.
'Siang, mbak', sapa si pasien di ujung sana, 'Saya mau berobat ke dokter Tulus.
'Apa keluhannya,pak ?, tanya si resepsionis.
'Beberapa hari terakhir ini, muncul benjolan sebesar biji kacang ijo di kelopak atas mata kanan saya, mbak', jawab pasien.
'Ok...bapak sudah saya daftarkan dengan nomor antrean 516 dan silahkan datang bulan depan'
'Bulan depan ?',tanya si pasien dengan terkejut, 'Apa nggak terlalu lama, mbak ?'.
'Bagaimana kalau ternyata benjolan di mata saya ini tumor ganas ?'. 'Mbak tahu nggak, beberapa hari yang lalu tetangga saya sampai meninggal dunia  gara gara benjolan kecil yang menyerang matanya. Ternyata benjolan itu tumor ganas !.Tumor menembus dinding bola mata dan menjalar sampai ke batang otaknya dan kemudian melumpuhkan pernafasan dan jantungnya'.
'Kalau menunggu sampai satu bulan, bisa bisa saya keburu meninggal dunia juga, mbak, kata si bapak dengan kesal.
'Ooh..nggak apa !, pak','Kalau meninggal dunia, bapak boleh membatalkan perjanjian ini dan tidak perlu datang kesini.....?!,  jawab si resepsionis dengan tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar