BAHAGIA DI UJUNG MUSIBAH

Wajah keriput si bapak tua itu tampak terlihat sedih dan muram ketika aku mengatakan bahwa dia harus menjalani operasi katarak. ‘Bukan saya tidak mau,dok’, katanya. Tetapi, siapa nanti yang akan mengurus saya ?. 'Istriku sudah lama meninggal dunia. Anak anakku semuanya pada sibuk dengan pekerjaan dan keluarganya masing, dan hampir hampir tidak pernah mengunjungiku lagi’. Air mata terlihat menggenang di kedua pelupuk matanya.
Aku memintanya untuk memberitahu anak anaknya bahwa dia akan dioperasi.


Empat hari yang lalu,si bapak tua itu dioperasi.

Satu hari pasca operasi, dia kuminta datang ke polimata untuk membuka perban matanya. Aku datang terlambat dan berjalan menyusuri lorong lorong rumah sakit yang sangat sepi karena kebetulan pada hari itu hari libur 'Jum'at Agung' /Paskah.  Sampai di depan polimata, suasana amat ramai. Aku melihat si bapak diantar oleh anak –anaknya beserta istri/suami mereka  dan turut serta juga cucu cucunya. Wajah si bapak terlihat amat gembira sekali.
Sungguh, sebuah pemandangan yang amat menakjubkan sekaligus mengharukan ku !.

Usai mengganti perban matanya, dia berkata,’Terima kasih banyak ya dok. Saya bahagia dan bersyukur sekali pada hari ini. Bukan saja karena saya sudah bisa melihat kembali, tetapi pada hari ini keluarga kami bisa berkumpul kembali bersama sama. Dia menyalami dan memelukku.
------
Ternyata, suatu ‘musibah’pun ,seperti penyakit misalnya, dapat  menghadirkan kebahagiaan dan rasa syukur ke tengah tengah kita.
Inilah rencana Tuhan yang selalu luput dari ‘mata batin’ kita. Padahal, rencanaNya itu pasti baik buat kita.......