Selasa, 04 September 2018

FALSAFAH UNTUNG

Dalam perjalanan pulang usai mengunjungi teman sejawatnya, seorang dokter spesialis mata singgah di sebuah mesjid untuk melaksanakan sholat Ashar.

Dia melepas sepatunya di pelataran mesjid sesaat  akan memasuki pintu mesjid, berwudhu' dan kemudian melaksanakan sholat.

Saat kembali ke pelataran mesjid itulah si dokter baru menyadari telah kehilangan kacamata yang biasa dikenakannya. 

Perasaannya gundah gulana, khawatir dan sangat cemas. 

Bukan karena harga kacamatanya yang mahal, namun kehilangan kacamata buat dirinya bagaikan 'dunia runtuh', karena tanpa kacamata -yang sudah lebih dari puluhan tahun dikenakannya- dia merasa terganggu untuk melakukan berbagai kegiatan.

Seluruh sudut di mesjid dia telusuri untuk mencari kaca matanya yang hilang. Sesekali, dia menggerutu dan mengomel. Akhirnya, dia menemukan juga kacamatanya.

Di pelataran mesjid dia melihat sepasang suami istri tuna netra (buta).
Wajah mereka tampak memancarkan kebahagian dan kedamaian.

Suami istri ini asyik bermain main dan bersenda gurau dengan anak perempuan mereka yang masih balita. Terlihat si bapak dan si ibu saling bercanda, tak jarang mereka memeluk dan menciumi kedua pipi puterinya.

Si dokter membatin, 'Mereka yang kehilangan penglihatan bisa tampak begitu bahagia, padahal aku yang kehilangan kacamata saja sudah merasa sangat menderita dan banyak mengeluh'.

Dia kemudian berdo'a, 'Tuhan, ampunilah kami yang selalu lalai dan lupa bersyukur atas berbagai anugerah dan kenikmatan yang telah Engkau karuniakan kepada kami'
------
Di dalam masyarakat Jawa, kita mengenal falsafah untung.

Falsafah untung adalah sebuah pandangan hidup yang selalu berfokus dan menghargai apa yang yang masih kita miliki saat ini, di saat sebagian dari yang kita miliki tersebut telah hilang.

Kalau anak kita jatuh dan melukai kulitnya misalnya, kita akan mengatakan, 'Ah kulitmu cuma tergores, Nak. Untung kakimu gak patah..!

Lalu, pesan moral apa yang bisa kita petik dari cerita di atas ?

Bahwa berbagai anugerah dari Tuhan akan baru terasa bermakna dan bernilai jika anugerah tersebut hilang atau dicabut dari diri kita.
Karena itulah bang haji Rhoma Irama pernah membuat sebuah lagu yang diberinya judul 'Kalau Sudah Tiada, Baru Terasa'

Kita akan merasa amat menderita dan cemas jika terus menerus 'menyesali dan meratapi' anugerah yang hilang tersebut, namun sebaliknya kita akan merasakan bahagia jika dapat menghargai dan mensyukuri anugerah yang masih kita miliki hari ini.

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar