Usianya sudah lebih dari 60 tahun, tetapi masih terlihat sehat dan bugar.
Setiap kali kontrol ke poli mata, dia selalu datang bersama anak perempuannya yang selalu setia mendampinginya.
Belakangan aku tahu, suaminya sudah lama meninggal dunia, sehingga kini ia hanya tinggal berdua saja dengan satu satunya anak perempuannya itu yang sedang menempuh pendidikan di sebuah perguruan tinggi dan sudah bekerja.
Aku selalu teringat saat dia datang pertama kali masuk ke ruang praktekku dituntun oleh anaknya untuk melakukan pemeriksaan sekitar bulan Januari yang lalu. Kedua matanya tidak bisa melihat lagi.
Wajahnya terlihat agak murung, seakan akan menyimpan kesedihan dan kekecewaan yang amat mendalam.
Setelah melakukan pemeriksaan, aku berkata, 'Ibu, kedua mata ibu menderita penyakit katarak yang sudah berat sehingga tidak bisa melihat lagi. Satu satunya cara untuk memulihkan kembali penglihatan ibu adalah dengan operasi katarak'.
Setelah melakukan pemeriksaan, aku berkata, 'Ibu, kedua mata ibu menderita penyakit katarak yang sudah berat sehingga tidak bisa melihat lagi. Satu satunya cara untuk memulihkan kembali penglihatan ibu adalah dengan operasi katarak'.
Si ibu menjawab, 'Saya serahkan saja kepada dokter apa yang terbaik buat saya, sambil berdo'a semoga Allah memberikan kekuatan kepada nak dokter untuk mengoperasi mata dengan sebaik baiknya'. 'Saya siap untuk operasi dok !', katanya.
Si ibu aku minta untuk melakukan pemeriksaan penunjang, seperti pengukuran tekanan bola mata dan lensa tanam serta pemeriksana tekanan darah dan gula darah. Lalu, tibalah saatnya menentukan waktu operasi.
Aku berkata kepada anaknya, 'Mbak,
Aku berkata kepada anaknya, 'Mbak,