Para Imam adalah 'guru kehidupan'. Mereka bagaikan 'tali' yang menjadi tempat bergantung umat manusia dan sebagai 'bahtera' untuk membawa mereka kepada keselamatan, kebaikan dan kebenaran Tuhan.
Salah seorang diantara para Imam itu adalah Ali Al Hadi as yang merupakan Imam ke-10 dari silsilah Imam Ahlulbait (Keluarga Suci ) Nabi saw. Dia hidup pada abad ke-3 Hijriyah atau abad ke-9 Masehi.
Salah seorang diantara para Imam itu adalah Ali Al Hadi as yang merupakan Imam ke-10 dari silsilah Imam Ahlulbait (Keluarga Suci ) Nabi saw. Dia hidup pada abad ke-3 Hijriyah atau abad ke-9 Masehi.
Pada suatu hari Imam Ali Al Hadi mengujungi seorang yang sakit parah.
'Imam, saya takut sekali mati', kata orang itu. Wajahnya terlihat cemas dan gusar.
Imam menjawab, 'Kamu takut menghadapi kematian karena kamu tidak memahami arti kematian. Andaikan, saat ini sekujur tubuhmu dilumuri kotoran sehingga jiwamu merasa tidak enak dan terasa pedih. Lalu, satu satunya cara untuk membebaskan dirimu dari perasaan tidak enak dan rasa pedih itu ialah menghilangkan lumuran kotoran itu dengan cara mencuci tubuhmu dengan aliran air.
Nah, dalam keadaan seperti ini, mana yang akan kamu pilih ; membersihkan tubuhmu dari kotoran kotoran itu atau tetap membiarkannya seperti itu ?'.
'Tentu saja, saya akan membersihkannya, Imam,' sahut orang itu.
'Ketahuilah, kematian itu sama dengan pembersihan kotoran. Kematian adalah kesempatanmu yang terakhir untuk membersihkan kamu dari dosa dosamu. Membersihkan kamu dari keburukan keburukanmu. Jika kematian menjemputmu sekarang , ia akan membebaskanmu dari semua derita dan kepedihan sehingga kamu akan memperoleh kebahagiaan yang abadi'.
Sesaat setelah mendengar perkataan Imam, wajah orang itu berubah menjadi cerah dan damai. Lalu, ia memasrahkan dirinya kepada kematian. Ia jemput kematian dengan harapan akan kasih sayang Tuhan karena akan menemui kebahagiaan sejati di tempatnya yang abadi.
Semoga para orang tua kita, suami atau istri kita, adik atau kakak kita, saudara saudara kita, tetangga kita serta orang orang yang dekat di hati kita yang telah mendahului kita, dibersihkan dari dosa dosa mereka serta memperoleh ketenangan dan kebahagiaan di tempatnya yang abadi di sisi Allah SWT.
'Imam, saya takut sekali mati', kata orang itu. Wajahnya terlihat cemas dan gusar.
Imam menjawab, 'Kamu takut menghadapi kematian karena kamu tidak memahami arti kematian. Andaikan, saat ini sekujur tubuhmu dilumuri kotoran sehingga jiwamu merasa tidak enak dan terasa pedih. Lalu, satu satunya cara untuk membebaskan dirimu dari perasaan tidak enak dan rasa pedih itu ialah menghilangkan lumuran kotoran itu dengan cara mencuci tubuhmu dengan aliran air.
Nah, dalam keadaan seperti ini, mana yang akan kamu pilih ; membersihkan tubuhmu dari kotoran kotoran itu atau tetap membiarkannya seperti itu ?'.
'Tentu saja, saya akan membersihkannya, Imam,' sahut orang itu.
'Ketahuilah, kematian itu sama dengan pembersihan kotoran. Kematian adalah kesempatanmu yang terakhir untuk membersihkan kamu dari dosa dosamu. Membersihkan kamu dari keburukan keburukanmu. Jika kematian menjemputmu sekarang , ia akan membebaskanmu dari semua derita dan kepedihan sehingga kamu akan memperoleh kebahagiaan yang abadi'.
Sesaat setelah mendengar perkataan Imam, wajah orang itu berubah menjadi cerah dan damai. Lalu, ia memasrahkan dirinya kepada kematian. Ia jemput kematian dengan harapan akan kasih sayang Tuhan karena akan menemui kebahagiaan sejati di tempatnya yang abadi.
Semoga para orang tua kita, suami atau istri kita, adik atau kakak kita, saudara saudara kita, tetangga kita serta orang orang yang dekat di hati kita yang telah mendahului kita, dibersihkan dari dosa dosa mereka serta memperoleh ketenangan dan kebahagiaan di tempatnya yang abadi di sisi Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar