Sabtu, 03 Januari 2015

'SESUNGGUHNYA, ENGKAU BELUM UMROH !'

Dokter Tulus baru saja turun dari pesawat yang membawanya pulang kembali ke tanah air setelah melakukan ibadah umroh di tanah suci. Di bandar udara, ia disambut oleh ustadz Salim yang sudah berusia lanjut.

'Ahlan wa Sahlan, selamat datang kembali di tanah air. Bagaimana khabar dokter ?', sapa ustadz Salim.
'Alhamdulillah, saya baik baik saja. Semua rukun (tata cara) umroh telah saya lakukan dengan lancar dan sempurna tanpa halangan apapun, ustadz ', jawab dokter Tulus dengan wajah berseri seri.

'Bolehkah aku bertanya, dok ?', tanya ustadz.
'Silahkan, ustadz', sahut  dokter.

'Apakah ketika dokter mulai melakukan ihram dengan hanya mengenakan 2 helai kain yang sederhana menggantikan pakaian sehari hari, dokter berniat di dalam hati bahwa dokter akan bersikap rendah hati terhadap para pasien dokter dan memperlakukan mereka seperti dokter memperlakukan diri dan keluarga dokter sendiri ?.'
'Tidak, ustadz !', jawab dokter Tulus.

'Apakah ketika dokter melakukan tawaf, berjalan mengelilingi Ka'bah (Rumah Tuhan) sambil berdo'a kepada Allah, dokter sungguh sungguh berniat di dalam hati bahwa dokter akan selalu 'menyertakan' Tuhan dalam setiap upaya mengobati dan menyembuhkan para pasien dokter ?.
'Tidak, ustadz !'.

'Apakah ketika dokter melakukan sa'iy, berjalan dan berlari lari kecil bolak balik diantara bukit Safa dan Marwah, dokter berniat akan bersungguh sungguh bekerja keras untuk menyembuhkan para pasien dokter, khususnya pasien pasien dokter yang miskin dan tidak mampu'.
'Tidak, ustadz !'

'Apakah ketika dokter bertahalul dengan mencukur rambut, dokter berniat di dalam hati akan 'mencukur' semua perilaku yang bertentangan dengan hukum, etik dan sumpah dokter, seperti menerima suap, melakukan korupsi, menelantarkan pasien dan berbagai cara manipulasi untuk memperkaya diri sendiri.
'Tidak, ustadz !.

Wajah dokter Tulus mulai terlihat muram dan sedih.
Sambil merangkul pundak dokter, ustadz Salim berkata dengan lemah lembut, 'Dok, sesungguhnya engkau belum melakukan 'ibadah umroh'. Engkau memang telah melakukan rukun rukun umroh, namun belum merasakan hakekat umroh yang sebenarnya'.

'Jika engkau kembali pergi umroh , lakukanlah apa yang aku tanyakan tadi kepadamu agar ibadah umroh yang engkau lakukan tidak menjadi sia sia  sehingga bermanfaat buat dirimu serta ada nilainya di 'mata' Tuhan'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar