Selasa, 03 Mei 2016

MENYINGKIRKAN KOTORAN HATI

Beberapa bulan yang lalu, si bapak menderita gangguan di telinga kanannya. Liang telinga kanannya itu seperti dipenuhi dengan suatu benda dan terasa mampat sehingga pendengarannya menjadi sangat terganggu dan terasa tertekan. Dia betul betul amat tersiksa.

Kemarin, si Bapak pergi ke dokter spesialis THT untuk mengobati penyakitnya itu. Dokter berusaha untuk mengambil 'benda asing' yang menyumbat telinga si bapak dengan sebuah pinset kecil dan panjang. Ternyata 'benda asing' itu menempel sangat kuat di dinding liang telinga, sehingga ketika dia menariknya dengan kuat, si bapak merintih kesakitan.
Akhirnya, setelah mencoba berulang ulang, dokter berhasil menyingkirkan 'benda asing' itu dari liang telinga si bapak.
Si bapak merasa amat lega.Wajahnya terlihat senang 'Alhamdulillah, rasanya terasa plong sekali dok, katanya.'Pendengaranku sekarang semakin jernih dan tajam !'.
'Benda apa sih yang menyumbat telingaku itu, dok ?', tanyanya.
'Ini kotoran telinga yang sudah mengeras dan membatu sehingga menyumbat liang telinga Bapak', jawab si dokter sambil menunjukkan sebuah benda kecil berbentuk batu berwarna hitam.

Pelajaran yang bisa kita petik dari sepotong cerita di atas ialah pertama, salah satu anugerah Tuhan yang bernama pendengaran itu baru bisa kita rasakan nikmatnya dan kita syukuri keberadaannya tatkala anugerah ini 'dihilangkan sementara' dan kembali lagi ke tubuh kita.

Kedua. Kalau kotoran yang menyumbat telinga dapat menurunkan kemampuan pendengaran dan terasa tajam tatkala kotoran itu disingkirkan, demikian jugalah dengan hati kita.

Hati itu ibarat cermin yang memantulkan keindahan dan kesucian diri kita. Hati akan dipenuhi dengan kotoran kotoran yang bisa mengeras dan membatu sejalan dengan banyaknya perbuatan dosa dan maksiat yang kita lakukan. Hati seperti ini tentu saja tidak bisa 'mendekati' Allah, Tuhan yang Maha Indah dan Maha Suci. Kita hanya bisa 'mendekati' Allah lewat hati yang bersih dan bening dengan berupaya terlebih dahulu menyingkirkan kotoran kotoran yang melekat di dalamnya.

Dan,- seperti halnya menarik tumpukan kotoran dari liang telinga- upaya ini adalah upaya yang sulit dan terkadang menyakitkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar