Anak anak merayakan
pergantian tahun dengan pesta meriah dalam suasana yang penuh suka cita. Namun,
si ibu tampak tidak begitu gembira.
'Kenapa ibu kelihatan sedih ?', tanya salah seorang anaknya.
Dia menjawab, 'Ibu sedih, karena baru pada tahun ini kita menyambut pergantian tahun tanpa kehadiran ayah kalian bersama sama kita’.
Seketika, anak anaknya
terdiam membisu dan masing masing merasakan keharuan dan kesedihan yang amat mendalam.
Ia melanjutkan, 'Pada saat saat kita bergembira ria sekarang ini, ibu terkenang dengan teman teman ibu yang kini hanya bisa terbaring di tempat tidur karena menderita penyakit yang tak kunjung sembuh , sementara yang lain satu persatu telah pergi meninggalkan ibu menghadap sang Maha Pencipta'
‘Ibu rasa tidak layak
menyambut tahun baru dengan pesta yang berlebih lebihan. Bukankah tahun baru
adalah berita duka ?. Bukankah setiap tahun baru mengantarkan kita lebih dekat
ke kuburan ?. Pada tahun-tahun yang lalu, maut telah mengambil ayah kalian, teman teman ibu,
saudara saudara kita ataupun keluarga kita. Lalu, siapa yang akan dijemput maut
tahun ini ?”
'Kini aku dapat merasakan, tahun baru itu ibarat dentangan lonceng kematian yang semakin lama semakin mendekatkan langkahku ke liang kubur'.
Dan, yang paling aku sedihkan dari semua itu ialah aku belum sungguh sungguh mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian yang kelak pasti akan datang menjemput'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar