Jumat, 25 April 2014

MENSYUKURI MUSIBAH

Tujuh hari setelah menjalani operasi katarak, seorang pasien yang berusia 50-an tahun 'curhat' kepada dokternya.

'Dok, aku ini pebisnis yang 'super sibuk', katanya, 'Hari hariku dipenuhi dengan urusan bisnis dan jarang tinggal lama di rumah. Jujur saja,dok, penyakit katarak dan operasi katarak ini sungguh merupakan musibah yang amat menyakitkan buat diriku. Karena, aku terpaksa beristirahat di rumah dan tidak bisa melakukan aktivitas apapun'.

'Namun, selama seminggu ini aku merasakan suasana yang amat berbeda,dok', lanjutnya. 'Sejak beristirahat di rumah, sanak saudaraku pada berdatangan mengunjungi dan menjengukku serta memberikan semangat dan do'a agar penglihatanku segera pulih kembali. Seakan akan tali silaturahmi diantara kami yang telah putus bertahun-tahun itu dapat ditautkan kembali. Aku merasa semakin dekat kepada Tuhan,dok'.

'Kini aku memiliki banyak waktu untuk membaca Kitab suci, dapat melakukan ibadah lebih khusyuk, menyisihkan sedikit waktu untuk peduli kepada sesama dan merenungkan perjalanan hidupku yang sudah lebih dari setengah abad ini'.

'Namun, di atas semua itu, aku dapat merasakan kembali kehangatan cinta dari istri dan anak anakku yang selama ini tidak aku perdulikan'
'Sungguh 'musibah' ini merupakan ketetapan Allah yang harus aku syukuri,dok, katanya.

KH DR. Jalaluddin Rakhmat di dalam bukunya mengatakan : 'Bersabar terhadap musibah meskipun berat itu hal biasa dan tidak istimewa sebagaimana bersyukur terhadap karunia. Yang istimewa adalah jika bersyukur terhadap musibah' ( Tafsir Kebahagian ).

Tampaknya si bapak telah mencapai 'maqom' terakhir ini karena dia kini meyakini betul bahwa di balik musibah itu ada rencana Tuhan yang tidak kita duga. Dan, rencana Tuhan itu selalu baik buat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar