Senin, 28 Juli 2014

BELAJAR DARI DOKTER 'SEPUH'.


Ini adalah sepotong kisah  tentang seorang dokter tua  yang berusia 89 tahun ,namanya dokter Ramnik Doshi . Dokter Ramnik Doshi tinggal di sebuah desa terpencil di Gujarat, India. Di rumah sakit dekat tempat tinggalnya ,dokter Ramnik Doshi bekerja keras menyediakan pengobatan mata secara gratis dan terjangkau bagi mereka yang miskin dan tidak mampu.
Guhta Mehta, penulis wanita yang menemukan dokter Ramnik Doshi dan menceritakan kisah perjalanan hidupnya 'yang unik dan aneh' ini di situs http://www.movedbylove.org/profiles/story.php?sid=4 menulis  , melihat pria sederhana ini dengan tubuhnya yang kecil di dalam balutan kaos oblong ,anda tidak akan percaya bahwa ia bertanggung jawab memberikan pengobatan mata kepada ribuan masyarakat miskin di pedesaan.Dan, ia telah menjalankan pekerjaannya ini selama hampir 30 tahun.
Suatu hari, seseorang bertanya kepada dokter Ramnik Doshi, “Pak,berapa banyak sih operasi mata yang sudah Bapak kerjakan ? ” Dia tidak menjawab. Malah balik bertanya. “ Apa yang Bapak makan  pada Rabu siang yang lalu ? ” Orang  - orang tidak dapat menahan tawa. Tentu saja, tidak seorangpun dapat mengingat  ingat apa yang  dimakannya  seminggu yang lalu, karena hal itu tidak begitu penting.  “Similarly, for Dr. Doshi, tulis  Guhta Mehta,  his accomplishments and accolades don’t need to be paraded” , sama juga buat  dokter ( Ramnik ) Doshi, prestasi dan penghargaan yang pernah diterimanya tidak untuk disebut sebut.

Guhta Mehta melanjutkan ceritanya. Terinspirasi oleh Ravishankar Maharaj, seorang reformis pengikut Mahatma Gandhi yang terkenal dengan prinsip perjuangan Swadeshi, dokter Ramnik Doshi dan tiga orang dokter sahabatnya serta dibantu oleh beberapa relawan, melakukan eksperimen pertama dengan mobile eye camp untuk pengobatan mata di desa Petlad. Pengadaan biaya untuk  mobile eye camp ini  mereka peroleh dengan cara menghutang uang ke bank tanpa jaminan untuk mampu melunasinya. “Semua orang mengira kami sudah gila hingga kami bertemu dengan seorang penyandang dana yang juga merupakan pengagum Ravishankar Maharaj “, ucap dokter Ramnik Doshi menceritakan  awal mula perjalanan hidup mereka melayani masyarakat kelas bawah.

Pada hari pertama mobile eye camp dibuka,ratusan orang datang untuk mendapatkan pengobatan mata. Kebetulan pada hari itu, ada seorang pejabat negara sedang berkunjung ke desa itu. Sang pejabat menyempatkan diri untuk melihat pelayanan di  mobile eye camp tersebut. Dia begitu terharu menyaksikan kejadian itu sehingga rela menyumbangkan uangnya untuk menutupi biaya operasional mobile eye camp pada hari itu.

Tidak sampai disitu saja, Sang pejabat dermawan tersebut memutuskan untuk membayar gaji ketiga relawan dokter yang telah menyumbangkan waktu dan tenaga mereka untuk melayani masyarakat. Dokter Ramnik Doshi mengenang saat-saat itu, “Selama tiga hari, kami perang batin. Kami datang untuk melayani secara sukarela, jadi kami menolak tawarannya. tetapi ia tetap memaksa. Pada akhirnya, Ravishankar Maharaj memberikan saran yang amat bijaksana.  “Sebaiknya kita menerima uangnya , katanya, dan menggunakannya untuk meningkatkan kualitas  mobile eye camp di masa mendatang ”.

Ketika salah seorang  dokter yang telah bersama dokter Ramnik Doshi selama 22 tahun ditanya apa yang paling dia sukai dari dokter Ramnik Doshi, ia menjawab, “ I like everything about him but one quality that stands out is that he has no false thoughts”, Aku menyukai segala hal tentangnya, namun satu sifat yang paling menonjol darinya adalah ia tidak pernah punya fikiran fikiran yang jelek ”.

Lalu, apa pula yang menyebabkan  dokter Ramnik Doshi bisa punya usia yang panjang,hidup sehat dan bugar ?.Mari kita dengarkan penuturannya.
I haven’t been sick for the past fifty years. No cold, no flu, no diarrhea, no sore throat, nothing.” What’s his secret? “To live with joy” he confidently reports with a big smile”. “Aku belum pernah sakit sejak 50 tahun terakhir ini. Tidak pernah demam, tidak pernah flu, diare, radang tenggorokan, tidak pernah sakit apapun. “Apa rahasianya? “Hidup dengan rasa bahagia” katanya penuh keyakinan dengan senyum mengembang.

Lalu, darimana ia memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari ?.
Dan, inilah jawabannya.“Its simple cause and effect. If you feed others, you won’t go hungry. I give others health, so I don’t get sick. Serve others, and you will be served.” “Ini hanyalah hukum sebab akibat. Jika kau memberi makan orang lain, kau tidak akan kelaparan. Saya menyumbangkan pelayanan kesehatan bagi orang lain sehingga saya tidak sakit. Layanilah orang lain, dan kau akan dilayani.”

Saya teringat dengan Stephen Foster PhD yang menulis sebuah buku yang berjudul “Why Good Things Happen to Good People”. Di dalam buku ini diceritakan bagaimana penemuan – penemuan ilmiah mutakhir ternyata membuktikan adanya hubungan yang sangat signifikan antara perilaku berbuat baik terhadap orang lain dengan usia yang lebih panjang, hidup yang lebih sehat dan perasaan yang lebih bahagia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar