Minggu, 21 September 2014

NEGARAWAN SEJATI


Saqifah Bani Sa'idah ( SBS ) mulanya adalah sebuah balairung atau semacam aula pertemuan kaum Anshar ,penduduk asli kota Madinah, yang terletak beberapa ratus meter di sebelah Barat Laut Masjid Nabawi. Oleh pemerintah Arab Saudi, kini tempat itu dijadikan sebagai taman kota yang bisa dinikmati oleh para peziarah yang berkunjung ke kota suci Madinah.

Sedikit sekali orang yang mengetahui bahwa pada Senin, 8 Juni, 632 M, SBS menjadi saksi sejarah terpilihnya Abu Bakar ra, dari kaum Muhajirin ( pendatang ), sebagai Khalifah ( Pemimpin ) umat Islam pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Pemilihan Khalifah itu diawali dengan 'perseteruan' diantara para elit dari kedua kelompok tersebut untuk memenangkan calon pemimpinnya masing masing. 
Usai pemilihan, Sa'ad bin Ubadah, calon pemimpin dari pihak Anshar dan sebagian dari kaumnya, menolak berbai'at (mengakui) Abu Bakar sebagai Khalifah. Demikian juga, Ali bin Abi Thalib ra, tokoh Muhajirin, sepupu dan menantu Nabi SAW serta para 'pengikut'nya yang meyakini hak hak beliau sebagai Khalifah. Ali sendiri tidak diikutsertakan di dalam musyawarah di SBS

Terkait dengan peristiwa ini, Imam Ali bin Abi Thalib berkata : 'Aku hanya meminta hakku, sedangkan kalian menghalang - halangiku darinya, dan menutup wajahku darinya......Maka aku dapati bahwa bersabar atasnya lebih bijaksana. Akupun bersabar, walaupun ia menusuk mata dan mencekik kerongkongan .....'.
Sejarah mencatat, Imam Ali akhirnya membai'at Abu Bakar ra sebagai Khalifah 'terpilih'.

Walaupun beliau meyakini hak haknya untuk memegang tampuk kepemimpinan, tapi demi menjaga keutuhan masyarakat dan memikirkan kemashlahatan bangsa dan negara, beliau 'legowo' untuk mengakui pemimpin 'terpilih'. Karena, - dalam pandangan Imam Ali - jika terus menerus 'ngotot' menuntut haknya itu '......bencananya lebih besar dari sekedar hilangnya kekuasaan atas kalian'.
Dan, beliau bukanlah orang yang rakus dengan jabatan dan kekuasaan sehingga berusaha mengejar ngejarnya mati matian.

Hendaknyalah, para pemimpin kita belajar kepada Imam Ali bagaimana sesungguhnya menjadi negarawan yang sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar