Rabu, 05 November 2014

DOKTER-PASIEN : HUBUNGAN BISNIS ?

Semula hubungan dokter-pasien menempatkan dokter pada posisi di atas. Karena dokter memahami ilmu kedokteran maka sepantasnyalah pasien menuruti semua nasihat ataupun apa yang dikatakan dokter.

Namun, sekarang semakin disadari bahwa keberhasilan sebuah tindakan medis, termasuk tindakan bedah, tidak boleh semata mata hanya disandarkan kepada upaya yang dilakukan oleh para dokter saja.

Upaya para dokter tersebut harus pula dibarengi dengan pemahaman pasien terhadap penyakitnya dan terhadap pengobatan yang diberikan kepadanya sehingga dia akan mematuhi semua instruksi medis dengan penuh kesungguhan serta berusaha menumbuhkan suasana yang akan mempercepat penyembuhan penyakitnya.

Untuk memunculkan 'kesadaran' seperti ini, amat tepat apa yang dikatakan oleh Dr.Samsuridjal Djauzi,SpPD di harian Kompas hari ini (hal. 12) ;

'Era yang memposisikan dokter lebih tinggi telah berlalu. Dokter dan pasien sekarang posisinya sejajar. Alangkah lebih baik, jika hubungan keduanya menjurus kepada persahabatan'.

'Kita harus menghindari hubungan dokter pasien yang kental dengan nuansa bisnis. Semua tindakan diperhitungkan dari aspek bisnis. Layanan kedokteran merupakan layanan kemanusiaan dan tetap harus menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan'.

Jadi, hubungan dokter-pasien semestinya bukanlah hubungan bisnis, tetapi hubungan kemanusiaan dan persahabatan, bahkan mungkin juga hubungan kekeluargaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar