Sayyidah Fatimah Az Zahra adalah puteri Nabi
Muhammad, seorang tokoh wanita yang memiliki akhlak paling mulia dan
seorang pejuang sejati.
Setelah ayahandanya wafat, Fatimah mengalami cobaan yang datang silih berganti.
Penguasa baru menyita sebidang tanah yang telah diwariskan oleh ayahnya
kepada dirinya. Fatimah marah dan protes dengan menyampaikan pembelaan
serta melakukan 'aksi diam'. Tokoh wanita ini wafat 6 bulan kemudian dan
dikuburkan di malam hari. Sebelum wafat, Fatimah berpesan kepada
suaminya, Imam Ali, untuk merahasiakan kematiannya agar tidak diketahui
dan dihadiri oleh penguasa.
Sebagai seorang wanita, hamba Tuhan yang dikesankan sebagai makhluk
yang lemah lembut dan tak berdaya, Fatimah tidak hanya 'duduk manis' dan
bersikap apatis terhadap ketidakadilan yang menimpa dirinya dan orang
lain. Buat Fatimah, perlawanan ketidakadilan harus dilakukan dengan aksi
nyata.
Tetapi, perjuangan selalu membutuhkan pengorbanan para martir (syuhadah).
Dalam perjuangannya melindungi hak hak orang yang tertindas, Fatimah mendapatkan perlakuan 'bullying, anarkis dan teror'. Rumahnya diancam akan dibakar, tubuhnya dipukul dan perutnya ditendang sehingga bayi yang dikandungnya mengalami keguguran.
Kita ingat belasan tahun yang silam, ada seorang buruh bernama Marsinah yang tubuhnya bersimbah darah dan akhirnya meregang nyawa akibat penyiksaan yang teramat sadis setelah dia membela hak hak buruh wanita.
Sebelumnya, ada Sumayyah, seorang wanita yang tetap tegar dengan keyakinannya dan lebih memilih 'bertemu dengan Tuhan' setelah rahimnya dirobek robek dengan ujung tombak. Semuanya didalangi oleh rezim yang berkuasa saat itu.
Bersama Marsinah dan Sumayyah, Fatimah adalah para mujahidah (pejuang pejuang wanita ) sejati yang semestinya menjadi model bagi para wanita masa kini dalam melawan ketidakadilan. Tidak peduli, apa agama dan keyakinannya.
#memperingatiSyahadahFatimah
Tetapi, perjuangan selalu membutuhkan pengorbanan para martir (syuhadah).
Dalam perjuangannya melindungi hak hak orang yang tertindas, Fatimah mendapatkan perlakuan 'bullying, anarkis dan teror'. Rumahnya diancam akan dibakar, tubuhnya dipukul dan perutnya ditendang sehingga bayi yang dikandungnya mengalami keguguran.
Kita ingat belasan tahun yang silam, ada seorang buruh bernama Marsinah yang tubuhnya bersimbah darah dan akhirnya meregang nyawa akibat penyiksaan yang teramat sadis setelah dia membela hak hak buruh wanita.
Sebelumnya, ada Sumayyah, seorang wanita yang tetap tegar dengan keyakinannya dan lebih memilih 'bertemu dengan Tuhan' setelah rahimnya dirobek robek dengan ujung tombak. Semuanya didalangi oleh rezim yang berkuasa saat itu.
Bersama Marsinah dan Sumayyah, Fatimah adalah para mujahidah (pejuang pejuang wanita ) sejati yang semestinya menjadi model bagi para wanita masa kini dalam melawan ketidakadilan. Tidak peduli, apa agama dan keyakinannya.
#memperingatiSyahadahFatimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar