Selasa, 31 Maret 2015

TERLAMBAT LAHIR



Bukan teks agama di kolom KTP yang menentukan kita masuk surga atau tidak. Juga bukan label label mazhab (aliran) seperti Sunni, Syi’ah, ataupun Salafi Wahabi yang memastikan seseorang selamat dari api neraka.

Namun celakanya, masih saja ada orang yang senang sekali menilai orang lain dari jenis keyakinannya, alirannya, mazhabnya atau pahamnya. Dalam ‘kacamata’ sektarian mereka, dunia ini adalah dunia ‘kami dan kalian’ atau dunia ‘hitam dan putih’. Karena itu, orang mutlak menegaskan identitas primordialismenya (agama,mazhab, etnis, aliran) dan jangan sekali kali menyembunyikannya ke publik walaupun itu urusan pribadi dari orang yang bersangkutan.

Dalam pandangan mereka, identitas primordialisme jauh lebih penting ketimbang pola fikir, akhlak dan perilaku seseorang. Padahal cara pandang seperti ini sebenarnya sudah amat sangat ketinggalan zaman dan orang orang yang menganut cara pandang ini – meminjam istilah Prof.DR.Quraisy Shihab- sebetulnya adalah orang orang yang ‘terlambat lahir’.

Anehnya, pandangan semacam ini masih dianut oleh orang – orang yang mengklaim dirinya sebagai kaum intelektual dan terpelajar bahkan menyandang gelar pendidikan tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar