Melihat mas Muhammad Syarifuddin Hidayat (mas Hidayat) bersama ibundanya, ibu Musrihartini yang bergabung bersama kami di bis 3 dalam perjalanan Umroh plus Mesir UTM, saya segera teringat dengan kisah salah seorang pemuda dan sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama Uwais Al Qarni.
Uwais Al Qarni adalah seorang pemuda yang kerjanya menggembalakan domba dan unta, yang tinggal di Yaman lebih dari seribu tahun yang lalu ,dalam keadaan fakir dan miskin.
Dia tinggal bersama ibunya yang sudah tua dan lumpuh.
Suatu hari, ibunya berkata, 'Anakku, mungkin ibu tidak lama lagi bersamamu, namun ibu ingin sekali mengunjungi tanah suci untuk menunaikan ibadah haji sebelum ibu meninggal dunia'.
Uwais sangat sedih mendengar permintaan ibunya itu, karena dia tahu untuk bisa sampai di tanah suci Mekkah dia harus memiliki unta sebagai kenderaan dan membawa banyak perbekalan, yang sudah pasti tidak mungkin ia dapatkan.
Namun, karena keinginannya untuk berbakti kepada ibu yang dia cintai, dia tetap bertekad untuk membawa ibunya berangkat ke tanah suci. Tetapi, bagaimana caranya ?.
Dia memutuskan untuk menggendong ibunya di punggungnya.....!.
Ya, menggendongnya...!
Uwais Al Qarni adalah seorang pemuda yang kerjanya menggembalakan domba dan unta, yang tinggal di Yaman lebih dari seribu tahun yang lalu ,dalam keadaan fakir dan miskin.
Dia tinggal bersama ibunya yang sudah tua dan lumpuh.
Suatu hari, ibunya berkata, 'Anakku, mungkin ibu tidak lama lagi bersamamu, namun ibu ingin sekali mengunjungi tanah suci untuk menunaikan ibadah haji sebelum ibu meninggal dunia'.
Uwais sangat sedih mendengar permintaan ibunya itu, karena dia tahu untuk bisa sampai di tanah suci Mekkah dia harus memiliki unta sebagai kenderaan dan membawa banyak perbekalan, yang sudah pasti tidak mungkin ia dapatkan.
Namun, karena keinginannya untuk berbakti kepada ibu yang dia cintai, dia tetap bertekad untuk membawa ibunya berangkat ke tanah suci. Tetapi, bagaimana caranya ?.
Dia memutuskan untuk menggendong ibunya di punggungnya.....!.
Ya, menggendongnya...!
Bayangkanlah, Uwais menggendong ibunya yang lumpuh dari Yaman ke Mekkah, mengarungi hamparan padang pasir yang panas dan gersang lebih dari seribu kilometer.
Setelah berminggu minggu menempuh perjalanan yang amat melelahkan, akhirnya mereka berdua - bersama sama jama'ah lain- sampai juga di kota suci Mekkah.
Saat pertama kali melihat Ka'bah, ibu Uwais tak kuasa menahan tangis. Air matanya bercucuran membasahi pipinya.
Di depan Ka'bah, Uwais dan ibunya berdo'a dengan khusyuk.
' Ya Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ampunilah ya Rabb dosa dosa ibuku ini ', bisik Uwais.
Mendengar do'anya itu, ibunya bertanya, ' Kenapa engkau tidak meminta ampun untuk dosa dosamu sendiri, Nak ?'.
Sambil memeluk ibunya, Uwais berkata, ' Ibu, jika semua dosa dosa ibu diampuni Allah, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari ibu saja yang akan membawaku masuk ke dalam surga '.
----------
Beruntunglah mas Hidayat masih memiliki seorang ibu, yang kepadanya mas Hidayat bisa berbakti sepenuh hati , khususnya saat saat ibunda dalam keadaan sakit tatkala menunaikan ibadah umroh.
Seperti pemuda Uwais Al Qarni, insya Allah ridho ibunda akan menghantarkan mas Hidayat masuk ke dalam surga.
Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita seperti pemuda Uwais Al Qarni, hamba hamba yang selalu berkhidmat kepada kedua orang tua kita baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat serta selalu bersyukur atas berbagai karunia yang dianugerahkanNya kepada kita.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar