Minggu, 14 Desember 2014

IMAN DAN UCAPAN SELAMAT


Orang-orang Arab Badui itu mengaku ngaku, 'Kami ini telah beriman' . Katakanlah kepada mereka, 'Kalian itu sebetulnya belum beriman, tetapi hanya 'tunduk' saja, karena sesungguhnya iman itu belum merasuk ke dalam jantung hati kalian ( Taf QS 49:14).

Dalam pandangan Tuhan, seseorang baru dikatakan mengimani sebuah kepercayaan manakala 'rasa yakin'nya itu telah terhunjam dan bersemayam di dalam jantung hatinya. Hanya sekedar membuat pengakuan saja, tidak dengan serta merta memastikan bahwa orang yang bersangkutan telah mengimani atau meyakini kebenaran sesuatu.

Karena itulah, mengucapkan 'Selamat' tidak ada kaitannya dengan iman seseorang atau akidah sekelompok umat manusia.

Yang terkait dengan perilaku orang beriman ialah tindakan anarkis ( kekerasan ) dan penzaliman terhadap penganut agama/aliran lain, perilaku intoleran, persoalan kemiskinan, perilaku korupsi, masalah kebodohan, dekadensi moral, kerasukan terhadap harta, syahwat genital dan kekuasaan.

Anehnya, kita lebih 'heboh dan sibuk' menghujat orang yang mengucapkan 'selamat' ketimbang mempersoalkan 'perilaku iman' ini. Seakan akan iman seseorang segera menjadi 'terkontaminasi' hanya karena dia mengucapkan 'selamat' kepada para hamba Tuhan yang berlainan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar