Rupanya, ucapan selamat ulang tahun
dari ustadz Tulus pada hari kelahiran seorang anak dari sepasang suami
istri di komplek perumahan itu telah mengundang 'keresahan' di kalangan
jama'ahnya.
Seorang bapak ditugaskan jama'ah untuk 'mempertanyakan sekaligus memprotes' ustadz Tulus. Inilah dialognya.
Seorang bapak ditugaskan jama'ah untuk 'mempertanyakan sekaligus memprotes' ustadz Tulus. Inilah dialognya.
'Ustadz, kenapa ustadz memberikan ucapan selamat ulang tahun atas
kelahiran anak itu ?. Perih sekali rasanya hati kami. Sakitnya tuh
disini, ustadz....!!'
'Loh,kenapa ?. Apakah itu perbuatan tercela ?'
'Ustadz tahu nggak, anak itu hasil dari perbuatan zina.Si anak lahir 4 bulan setelah mereka berdua menikah secara resmi. Mereka 'MBA'- married by accident !'.
'Lalu ?'
'Dengan mengucapkan selamat ulang tahun atas hari kelahiran si anak, berarti ustadz sudah membenarkan perbuatan zina yang pernah mereka lakukan'. Padahal, ustadz sering mengatakan kepada kami bahwa perbuatan zina itu amat dibenci oleh agama kita. Pelakunya akan diazab sekeras kerasnya dan diseret ke dalam neraka'
'Sampeyan keliru'.
'Kalau saya mengucapkan selamat ulang tahun, itu sama sekali tidak berarti saya membenarkan zina dan merestui mereka yang melakukan zina'.
'Ucapan menunjukkan pengakuan dan pembenaran, ustadz !'.
'Tidak selalu seperti itu. Apakah saya mengatakan secara tersurat bahwa saya membenarkan zina dan merestui perbuatan zina yang pernah mereka lakukan ?.
'Tidak pernah, ustadz !. Bahkan dulu ustadz pernah mengecam keras perbuatan zina yang mereka lakukan itu'.
'Jangan khawatir. Sampai detik inipun, saya masih tetap bersikap seperti itu .
'Tetapi, secara tersirat di dalam ucapan selamat yang ustadz sampaikan itu terkandung pengakuan dan pembenaran akan perbuatan itu !'.
'Anda pahamilah baik baik ucapan Nabi ini, 'Innama akmalu bin niat - Amal perbuatan seseorang itu dinilai dari niat yang terkandung di dalam hatinya'. Karena 'Sesungguhnya Allah hanya akan 'melihat' isi hati kalian dan bukan apa yang kalian tampakkan'
'Tidak seorangpun yang tahu persis apa yang terkandung di dalam hati seseorang selain diri dia sendiri dan Allah SWT. Karena itu Anda tidak berhak memvonis seseorang berdasarkan dugaan dan sangkaan yang anda bayangkan di dalam fikiran anda sendiri'.
'Lalu, kalau begitu, apa maksud ustadz dengan mengucapkan selamat ulang tahun itu ?'
'Saya ingin berempati dengan kebahagiaan yang mereka rasakan tatkala memperingati hari kelahiran anak itu. Saya ingin membaguskan hubungan silaturahmi , menumbuhkan kasih sayang dan memperkuat persaudaraan sosial antara saya dengan mereka sebagai sesama hamba Tuhan.
Bukankah misi para Nabi yang diutus oleh Tuhan adalah 'rahmatan lil 'alamin' - menebarkan kasih di seluruh penjuru alam semesta ini ?.
'Karena itu, pergunakanlah akal sehat anda untuk memahami dan merasakan kasih sayang Tuhan di balik berbagai fenomena yang terjadi di alam semesta ini, niscaya anda tidak akan mudah menilai dan memvonis orang lain dari apa yang tampak saja !'.
'Loh,kenapa ?. Apakah itu perbuatan tercela ?'
'Ustadz tahu nggak, anak itu hasil dari perbuatan zina.Si anak lahir 4 bulan setelah mereka berdua menikah secara resmi. Mereka 'MBA'- married by accident !'.
'Lalu ?'
'Dengan mengucapkan selamat ulang tahun atas hari kelahiran si anak, berarti ustadz sudah membenarkan perbuatan zina yang pernah mereka lakukan'. Padahal, ustadz sering mengatakan kepada kami bahwa perbuatan zina itu amat dibenci oleh agama kita. Pelakunya akan diazab sekeras kerasnya dan diseret ke dalam neraka'
'Sampeyan keliru'.
'Kalau saya mengucapkan selamat ulang tahun, itu sama sekali tidak berarti saya membenarkan zina dan merestui mereka yang melakukan zina'.
'Ucapan menunjukkan pengakuan dan pembenaran, ustadz !'.
'Tidak selalu seperti itu. Apakah saya mengatakan secara tersurat bahwa saya membenarkan zina dan merestui perbuatan zina yang pernah mereka lakukan ?.
'Tidak pernah, ustadz !. Bahkan dulu ustadz pernah mengecam keras perbuatan zina yang mereka lakukan itu'.
'Jangan khawatir. Sampai detik inipun, saya masih tetap bersikap seperti itu .
'Tetapi, secara tersirat di dalam ucapan selamat yang ustadz sampaikan itu terkandung pengakuan dan pembenaran akan perbuatan itu !'.
'Anda pahamilah baik baik ucapan Nabi ini, 'Innama akmalu bin niat - Amal perbuatan seseorang itu dinilai dari niat yang terkandung di dalam hatinya'. Karena 'Sesungguhnya Allah hanya akan 'melihat' isi hati kalian dan bukan apa yang kalian tampakkan'
'Tidak seorangpun yang tahu persis apa yang terkandung di dalam hati seseorang selain diri dia sendiri dan Allah SWT. Karena itu Anda tidak berhak memvonis seseorang berdasarkan dugaan dan sangkaan yang anda bayangkan di dalam fikiran anda sendiri'.
'Lalu, kalau begitu, apa maksud ustadz dengan mengucapkan selamat ulang tahun itu ?'
'Saya ingin berempati dengan kebahagiaan yang mereka rasakan tatkala memperingati hari kelahiran anak itu. Saya ingin membaguskan hubungan silaturahmi , menumbuhkan kasih sayang dan memperkuat persaudaraan sosial antara saya dengan mereka sebagai sesama hamba Tuhan.
Bukankah misi para Nabi yang diutus oleh Tuhan adalah 'rahmatan lil 'alamin' - menebarkan kasih di seluruh penjuru alam semesta ini ?.
'Karena itu, pergunakanlah akal sehat anda untuk memahami dan merasakan kasih sayang Tuhan di balik berbagai fenomena yang terjadi di alam semesta ini, niscaya anda tidak akan mudah menilai dan memvonis orang lain dari apa yang tampak saja !'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar