Selasa, 29 April 2014

MINUS TINGGI

Di sebuah sudut rumah sakit, terlihat seorang bapak asyik menghisap sebatang rokok.Padahal ,  disampingnya  berdiri tegak sebuah papan pengumuman yang besar dengan tulisan 'dilarang merokok'. Seorang dokter  mata yang mengenakan jas putih  dengan badge nama melekat di saku depan bajunya melintas di depan si bapak dan menegurnya.
'Ma'af pak.  Disini dilarang merokok', kata si dokter. 'Apa bapak tidak bisa membaca tulisan itu ?', katanya sambil menunjuk papan pengumuman itu.
'Tidak, dok !, jawab si bapak.
'Loh....tulisan sebesar itu, bapak tidak bisa membacanya ?', tanya si dokter dengan wajah keheranan.
'Betul, dok. Saya menderita minus tinggi . Saya tidak bisa membaca tulisan yang jauh maupun dekat,dok', kata si bapak.
'Oh begitu. Sekarang, tolong matikan rokok itu !',
'Terima kasih, dokter tulus es pe em ', kata si bapak sambil berlalu.

Minggu, 27 April 2014

UKURAN KEMANUSIAAN

Mirza Jawad Maliki Tabrizi
'Ketahuilah bahwa ukuran kemanusiaan bukan pada bentuknya karena bentuk dapat ditempelkan di pintu kamar mandi. Bukan pada fisiknya, karena binatang yang kotorpun berfisik. Bukan karena ia makan dan melakukan hubungan seks, karena beruang dan babi jauh lebih kuat dalam hal ini. Bukan dengan kemarahan dan kemampuan untuk membalas, karena anjing dan serigala memiliki kekuatan amarah melebihi manusia.
Namun sebenarnya, ukuran kemanusiaan yang yang membuat Anda disebut manusia dan yang membedakan Anda dari yang lain adalah ilmu, makrifat ( cq.pengenalan akan diri sendiri dan Tuhan )  serta akhlak yang baik'

( Mirza Jawad Maliki Tabrizi, di dalam kitabnya 'Risalah Sayr wa Suluk', hal 16-17 ).

Jumat, 25 April 2014

MINAZ ZHULUMATI ILAN NUR

Inilah salah satu pesan Kartini kepada teman temannya di Eropah.

”Kartini berada dalam proses dari kegelapan menuju cahaya ( door duisternis Tot Licht ). Namun cahaya itu belum purna menyinarinya secara terang benderang, karena terhalang oleh tabir tradisi dan usaha westernisasi. Kartini telah kembali kepada Pemiliknya, sebelum ia menuntaskan usahanya untuk mempelajari Islam dan mengamalkannya, seperti yang diidam-idamkannya: Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai”
(Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902).

MENCIUM ANAK

Di sebuah masyarakat di jazirah Arab yang masih terbelakang dan bodoh , yang masih  terikat kuat dengan tradisi menguburkan anak hidup hidup dan menganggap aib memiliki anak perempuan, seorang Nabi melakukan sebuah perilaku 'aneh'.

Pada suatu hari, di depan orang banyak, Nabi tersebut mencium kedua cucunya yang masih balita, Hasan dan Husein (as). Orang orang merasa heran. Seketika itu juga seorang sahabat bernama Aqra' bin Habis yang berada di samping beliau, berujar : " Aku memiliki 10 orang anak dan sampai sekarang  aku belum pernah mencium seorangpun dari mereka!" .
Nabi menjawab singkat : " Kasih sayang Allah telah tercerabut dari dalam hatimu !".

MENSYUKURI MUSIBAH

Tujuh hari setelah menjalani operasi katarak, seorang pasien yang berusia 50-an tahun 'curhat' kepada dokternya.

'Dok, aku ini pebisnis yang 'super sibuk', katanya, 'Hari hariku dipenuhi dengan urusan bisnis dan jarang tinggal lama di rumah. Jujur saja,dok, penyakit katarak dan operasi katarak ini sungguh merupakan musibah yang amat menyakitkan buat diriku. Karena, aku terpaksa beristirahat di rumah dan tidak bisa melakukan aktivitas apapun'.

Kamis, 24 April 2014

HIKMAH 'BLACK CAMPAIGN'

KH DR. Jalaluddin Rakhmat telah ditetapkan oleh KPU Jawa Barat sebagai salah satu caleg yang lolos ke senayan menjadi wakil rakyat di DPR RI untuk priode 2014-2019. Sebagai tokoh intelektual muslim Indonesia, penulis produktif dan mubalig mumpuni. Kang Jalal terkenal dengan pembelaannya terhadap kaum tertindas dan kelompok minoritas serta pengusung pluralitas, yang sederhana, bersih dan bersahaja.

Sabtu, 05 April 2014

KAMPANYE HITAM

Ada 2 modus dari 'black campaign' ( kampanye hitam ). Pertama, mencari cari kesalahan, kekurangan, keburukan dan kejelekan seseorang dengan berbagai cara. Kedua, menggunjing serta menyebarluaskan kejelekan dan keburukan orang itu dengan tujuan menjatuhkan kehormatan dan harga dirinya agar kita membenci dan menjauhi orang tersebut. Modus yang kedua ini lazim dikenal dengan nama 'gibah'

Agama melarang kedua modus 'black campaign'  ini dan menyamakan perbuatan ini dengan memakan daging mayat manusia.
Tuhan berfirman  : 'Hai orang orang yang memiliki iman di dalam hatinya...... janganlah kalian mencari-cari keburukan  saudara kalian dan melakukan gibah  atas  dirinya. Apa kalian mau memakan daging saudaramu yang sudah mati ?........'.

Nabi mengatakan bahwa dosa melakukan gibah itu bahkan lebih besar dari  perbuatan zinah. Tidak jadi soal apakah gibah itu dilakukan dari mulut ke mulut atau melalui media massa  atau juga lewat media sosial.

Sahabat sahabat Nabi itu pernah bertanya, 'Bagaimana jika kejelekan dan keburukan yang digunjingkan dan disebarluaskan itu memang benar benar ada di dalam diri orang tersebut ?'. Nabi menjawab, 'ltulah gibah !'.
'Lalu, bagaimana jika kejelekan dan keburukan itu ternyata tidak ada di dalam diri orang tersebut ?'.
'Itu namanya dusta', ujar Nabi.

Apalagi kalau kedustaan yang dipublikasikannya itu itu hanya didasarkan kepada analisa analisa subjektif maupun sumber sumber informasi dari orang lain yang memang sudah antipati dan cenderung memojokkan orang tersebut.

Maka, berhati hatilah terhadap 'black campaign' !.


Kamis, 03 April 2014

'Terserah Ibu, mau pilih operasi yang mana !'

Setelah melakukan pemeriksaan yang cermat, seorang dokter mata berkata kepada pasiennya, 'Hasil pemeriksaan saya memastikan bahwa ibu menderita penyakit katarak'. 'Tidak ada cara  lain untuk mengembalikan penglihatan mata ibu  selain dengan melakukan tindakan operasi'.

'Waduh....jadi, mata saya terkena katarak ya dok ?, tanya si pasien dengan rasa cemas. 'Berapa biaya untuk operasi katarak itu ?'. 'Mahal nggak,dok ?'.
'Tergantung ibu mau pilih cara yang mana', jawab si dokter. 'Kalau ibu memilih operasi tanpa menggunakan mesin, ibu cuma dikenakan biaya tiga setengah juta rupiah, sedangkan dengan memakai mesin biayanya lebih mahal, ......lebih kurang 7 juta-an rupiah'.